Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan inflamasi kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi, sesak, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berberda-beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi
Masalah Kesehatan
Asma Bronkial (Asma Stabil) / Asma pada Dewasa
No. ICPC-2 : R96 Asthma
No. ICD-10 : J45
Asthma Tingkat Kemampuan : 4A
Hasil Anamnesis (Subjective)
Gejala khas untuk Asma, jika ada maka menigkatkan kemungkinan pasien memiliki Asma, yaitu :
- Terdapat lebih dari satu gejala ( mengi, sesak, dada terasa berat) khususnya pada dewasa muda
- Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari
- Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
- Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen, perubahan cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau yang sangat tajam
Faktor risiko asma bronkial
Faktor Pejamu
- Prediposisi genetik
- Atopi
- Hiperesponsif jalan napas
- Jenis kelamin
- Ras/etnik
Faktor lingkungan mempengaruhi berkembangnya asma pada individu dengan predisposisi asma
- Alergen di dalam ruangan (mite domestic, biantang, kecoa, jamur)
- Alergen di luar ruangan (tepung sari bunga, jamur)
- Bahan di lingkungan kerja (Asap rokok pada perokok aktif dan pasif)
- Polusi udara(dalam dan luar ruangan)
- Infeksi pernapasan (Hipotesis higiene)
- Infeksi parasit
- Status sosioekonomi
- Besar keluarga
- Diet dan obat
- Obesitas
Faktor lingkungan mencetuskan eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-gejala asma menetap
- Alergen di dalam dan di luar ruangan
- Polusi udara di dalam dan di luar ruangan
- Infeksi pernapasan
- Exercise dan hiperventilasi
- Perubahan cuaca
- Sulfur dioksida
- Makanan, aditif (pengawet, penyedap, pewarna makanan), obat-obatan
- Ekspresi emosi yang berlebihan
- Asap rokok
- Iritan (a.l. parfum, bau-bauan merangsang, household spray)
Hasil Pemeriksaan Fisis dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien asma biasanya normal. Abnormalitas yang paling sering ditemukan adalah mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bisa saja hanya terdengar saat ekspirasi paksa. Mengi dapat juga tidak terddengan selama eksaserbasi asma yang berat karena penurunan aliran napas yang dikenal dengan “silent chest”.
Pemeriksaan Penunjang
- Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak Flowmeter
- Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat kenaikan ≥15 % rasio APE sebelum dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol.
Klasifikasi
asma bronkial
|
||||
DerajatAsma
|
Gejala
|
Gejala
Malam
|
Faal
Paru
|
|
Intermiten
|
Bulanan
|
APE ≥ 80%
|
||
Gejala<
1x/minggu
Tanpa
gejala diluar
Serangan
singkat
|
≤ 2
kali sebulan
|
VEP1≥
80% nilai prediksi
APE
≥ 80% nilai terbaik
Variabiliti
APE < 20%
|
||
Persisten ringan
|
Mingguan
|
APE > 80%
|
||
Gejala>
1 x/minggu, tetapi< 1 x/hari
Serangan
dapat mengganggu aktivitas dan tidur
|
>2
kali sebulan
|
VEP1≥
80% nilai prediksi
APE
≥ 80% nilai terbaik
Variabiliti
APE 20% - 30%
|
||
Persisten sedang
|
Harian
|
APE 60 – 80%
|
||
Gejala
setiap hari
Serangan
mengganggu aktivitas dan tidur
Membutuhkan
bronkodilator setiap hari
|
>1
x/seminggu
|
VEP160
– 80% nilaiprediksi
APE
60 – 80% nilaiterbaik
Variabiliti
APE > 30%
|
||
Persisten berat
|
Kontinyu
|
APE ≤ 60%
|
||
Gejala
terus menerus
Sering
kambuh
Aktivitas
fisik terbatas
|
Sering
|
VEP1≤
60% nilai prediksi
APE
≤ 60% nilai terbaik
Variabiliti
APE > 30%
|
||
Catatan: bila spirometri tersedia digunakan
penilaian VEP1
|
Penilaian derajat kontrol asma
|
||||
Penilaian
klinis (4 minggu terakhir)
|
||||
Karakteristik
|
Terkontrol
(tidak ada gejala)
|
Terkontrol sebagian (terdapat salah satu
gejala)
|
Tidak terkontrol
|
|
Gejala harian
|
Tidak ada
(≤ 2/minggu )
|
> 2 /minggu
|
Tiga atau lebih gambaran asma terkontrol
sebagian *,**
|
|
Keterbatasan aktivitas
|
Tidak ada
|
Ada
|
||
Gejala malam/terbangun
|
Tidak ada
|
Ada
|
||
Butuh pelega/ pemakaian inhaler
|
Tidak ada
(≤ 2 /minggu)
|
> 2 /minggu
|
||
Fungsi paru
(APE atau KVP1 )***
|
Normal
|
< 80 % prediksi atau nilai yang terbaik
|
||
Penilaian
risiko di masa akan datang (risiko eksaserbasi, ketidakseimbangan, penurunan
fungsi paru, efek samping)
|
||||
Gambaran
yang dihubungkan dengan peningkatan risiko yang lebih parah di masa depan
termasuk
Kontrol
klinis yang buruk, jumlah eksaserbasi pertahun, riwayat perawatan karena
asma, pajanan asap rokok, penggunaan obat dosis tinggi)
|
||||
* Semua eksaserbasi terjadi dalam
pengobatan yang adekuat
** Berdasarkan definisi, eksaserbasi
di minggu apapun membuat asma tidak terkontrol
*** Tanpa pemberian bronkodilator
Fungsi
paru tidak untuk anak 5 tahun atau lebih muda
|
Diagnosis Banding
Disfungsi pita suara, Hiperventilasi, Bronkiektasis, Kistik fibrosis, Gagal jantung, Defisiensi benda asing
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
- Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor pencetusnya.
- Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang serta menetapkan pengobatan pada serangan akut sesuai tabel di bawah ini.
Penatalaksanaan asma berdasarkan beratnya keluhan
|
||||
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat
untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari
|
||||
Berat
Asma
|
Medikasi pengontrol harian
|
Alternatif / Pilihan lain
|
Alternatif lain
|
|
Asma
Intermiten
|
Tidak
perlu
|
----
|
----
|
|
Asma
Persisten Ringan
|
Glukokortikosteroid inhalasi
(200-400 μg BB/hari atau ekuivalennya)
|
• Teofilin lepas lambat
• Kromolin
• Leukotriene modifiers
|
----
|
|
Asma
Persisten Sedang
|
Kombinasi
inhalasi glukokortikosteroid (400-800 μg BB/hari atau ekuivalennya) dan
agonis beta-2 kerja lama
|
•
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 μg BB atau ekuivalennya) ditambah
Teofilin lepas lambat, atau
•
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 μg BB/hari atau ekuivalennya) ditambah
agonis beta-2 kerja lama oral, atau
•
Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 μg BB atau ekuivalennya)
atau
•
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 μg BB atau ekuivalennya) ditambah leukotriene
modifiers
|
•
Ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau
•
Ditambah teofilin lepas lambat
|
|
Asma
Persisten Berat
|
Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid (> 800 μg BB atau ekuivalennya) dan agonis beta-2
kerja lama. Diambah ≥ 1 di bawah ini :
• Teofilin lepas lambat
• Leukotriene modifiers
• Glukokortikosteroid oral
|
Prednisolon/ metilprednisolon
oral selang sehari 10 mg ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, ditambah
teofilin lepas lambat
|
||
Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol,
pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, kemudian turunkan bertahap sampai
mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol
|
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)
- Foto toraks
- Uji sensitifitas kulit
- Spirometri
- Uji provokasi bronkus
Komplikasi
Pneumotoraks, Pneumomediastinum, Gagal napas, Asma resisten terhadap steroid.
Konseling dan Edukasi
- Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter.
- Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara berkala (asthma control test/ ACT)
- Pola hidup sehat.
- Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
- Menghindari setiap pencetus.
- Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan exercise untuk mencegah exercise induced asthma.
Kriteria rujukan
- Bila sering terjadi eksaserbasi.
- Pada serangan asma akut sedang dan berat.
- Asma dengan komplikasi.
Persiapan dalam melakukan rujukan bagi pasien asma, yaitu:
- Terdapat oksigen.
- Pemberian steroid sistemik injeksi atau inhalasi disamping pemberian bronkodilator kerja cepat inhalasi.
- Pasien harus didampingi oleh dokter/tenaga kesehatan terlatih selama perjalanan menuju ke pelayanan sekunder.
Peralatan
- Asthma control test
- Tabung oksigen
- Kanul hidung
- Masker sederhana
- Nebulizer
- Masker inhalasi
- Peak flow meter
- Spirometri
Prognosis
Ad sanasionam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad vitam : bonam
Referensi
- Global strategy for asthma management and prevention. GINA. 2014.(Global Initiatives for Asthma, 2011)
- Global strategy for asthma management and prevention. GINA. 2006.(Global Initiatives for Asthma, 2006)
- Perhimpunan dokter paru Indonesia.Asma. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta. 2004.(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2004)