Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18-24 jam sejak dimulai dari tanda-tanda persalinan.
Etiologi:
- Kepala janin yang besar / hidrosefalus
- Kembar terkunci
- Kembar siam
- Disporsi fetopelvik
- Malpresentasi dan malposisi
- Deformitas panggul karena trauma atau polio
- Tumor daerah panggul
- Infeksi virus di perut atau uterus
- Jaringan arut (dari sirkumsisi wanita)
Persalinan Lama
No. ICPC-2 : W92 Life birth
W93 still birth
No. ICD-10 : O63.9 Long labour
Tingkat Kemampuan : 3B
Hasil Anamnesis (Subjective)
Pasien datang dalam kondisi fase persalinan Kala 1 atau Kala 2 dengan status: kelainan pembukaan serviks atau partus macet.
Faktor Risiko:
- Power : His tidak adekuat (his dengan frekuensi <3x/10 menit dan Durasi setiap kontraksinya <40 detik)
- Passenger : malpresentasi, malposisi, janin besar
- Passage : panggul sempit, kelainan serviks atau vagina, tumor jalan lahir
- Gabungan : dari faktor-faktor di atas
Pemeriksaan Fisik
Patognomonis
1. Pada ibu:
- Gelisah
- Letih
- Suhu badan meningkat
- Berkeringat
- Nadi cepat
- Pernafasan cepat
- Meteorismus
- Bandle ring, edema vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau terdapat mekoneum
- Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negatif
- Air ketuban terdapat mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau
- Caput succedenium yang besar
- Moulage kepala yang hebat
- Kematian janin dalam kandungan
- Kematian janin intrapartal
1. Persalinan Lama
a. Nulipara:
- Kemajuan pembukaan (dilatasi) serviks pada fase aktif< 1,2 cm/jam
- Kemajuan turunnya bagian terendah < 1 cm/jam
- Kemajuan pembukaan (dilatasi) serviks pada fase aktif<1,5 cm/jam
- Kemajuan turunnya bagian terendah <2 cm/jam
a. Nulipara :
- Fase deselerasi memanjang ( > 3 jam )
- Tidak ada pembukaan (dilatasi) > 2 jam
- Tidak ada penurunan bagian terendah > 1 jam
- Kegagalan penurunan bagian terendah (Tidak ada penurunan pada fase deselerasi atau kala 2)
- Fase deselerasi memanjang > 1 jam
- Tidak ada pembukaan (dilatasi) > 2 jam
- Tidak ada penurunan bagian terendah > 1 jam
- Kegagalan penurunan bagian terendah (Tidak ada penurunan pada fase deselerasi atau kala 2)
- His tidak efisien (in adekuat)
- Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)
- Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
- Paritas dan interval kelahiran
- Ketuban pecah dini
- Partograf
- Doppler
- Urin
- Darah tepi lengkap
Diagnosis Klinis
Distosia pada kala I fase aktif:
Grafik pembukaan serviks pada partograf berada di antara garis waspada dan garis bertindak, atau sudah memotong garis bertindak, atau
Fase ekspulsi (kala II) memanjang:
Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin pada persalinan kala II. Dengan batasan waktu:
- Maksimal 2 jam untuk nullipara dan 1 jam untuk multipara, Atau
- Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila pasien menggunakan analgesia epidural
Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Motivasi pasien dalam proses persalinan dan informasikan rencana persalinan sesuai dengan perkembangan pasien.
Penatalaksanaa umum
Segera rujuk ibu ke rumah sakit yang memiliki pelayanan seksio sesarea
Penatalaksanaan khusus
1. Tentukan sebab terjadinya persalinan lama
- Power: his tidak adekuat (his dengan frekuensi <3x/10 menit dan durasi tiap kontraksinya < 40 detik).
- Passenger: malpresentasi, malposisi, janin besar
- Passage : panggul sempit, kelainan serviks atau vagina, tumor jalan lahir
- Lakukan augmentasi persalinan denga oksitosin dan atau amniotomi bila terdapat gangguan power. Pastikan tidak ada gangguan passenger atau passage.
- Lakukan tindakan operatif (forsep, vakum, atau seksio sesarea) untuk gangguan passenger dan atau passage, serta untuk gangguan power yang tidak dapat diatasi dengan augmentasi persalinan.
- Jika ditemukan obstruksi atau CPD, tatalaksana adalah seksio cesarea.
- Tanda-tanda infeksi (demam, cairan pervaginam berbau)
- Atau ketuban pecah lebih dari 18 jam
- Usia kehamilan 37 minggu
5. Catat hasil analisis dan seluruh tindakan dalam rekam medis lalu jelaskan pada ibu dan keluarga hasil analisis serta rencana tindakan.
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan : -
Komplikasi:
Infeksi intrapartum, Ruptura uteri, Pembentukan fistula, Cedera otot-otot dasar panggul, Kaput suksedaneum, Molase kepala janin, Kematian ibu dan anak.
Konseling dan Edukasi
Dibutuhkan dukungan dari suami pasien. Pendekatan yang dilakukan kepada keluarga sehubungan dengan proses penyembuhan penyakit pasien maupun pencegahan penularan atau relaps penyakit ini.
Kriteria diagnostik penatalaksanaan distosia
| |||||
Pola persalinan
|
Nulipara
|
Multipara
|
Tindakan
|
Terapi di Rumah Sakit
| |
Kelainan pembukaan serviks
- Kemajuan pembukaan (dilatasi) serviks pada fase aktif
- Kemajuan turunnya bagian terendah
|
< 1,2 cm/jam
< 1 cm/jam
|
< 1,5 cm/jam
< 2 cm/jam
|
R U J U K
|
- Dukungan dan terapi ekspektatif
- Seksio sesarea bila CPD atau obstruksi
| |
Partus macet
- Fase deselerasi memanjang
- Terhentinya pembukaan (dilatasi)
- Terhentinya penurunan bagian terendah
- Kegagalan penurunan bagian terendah
|
> 3 jam
> 2 jam
> 1 jam
Tidak ada penurunan pada fase deselerasi atau kala 2
|
> 1 jam
> 2 jam
> 1 jam
Tidak ada penurunan pada fase deselerasi atau kala 2
|
- Infus oksitosin, bila tak ada kemajuan, lakukan seksio sesarea
- Seksio sesarea bila CPD atau obstruksi
|
Kriteria rujukan
Apabila tidak dapat ditangani di pelayanan primer atau apabila level kompetensi SKDI dengan kriteria merujuk (<3B)
Prognosis
Prognosis untuk ad vitam adalah dubia ad bonam, namun ad fungsionam dan sanationam adalah dubia ad malam.
Peralatan
- Ruang berukuran minimal 15m2
- Tempat tidur bersalin
- Tiang infus
- Lampu sorot dan lampu darurat
- Oksigen dan maskernya
- Perlengkapan persalinan
- Alat resusitasi
- Lemari dan troli darurat
- Partograf
- Dopler
- Ambulans
- Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: KementerianKesehatan RI. 2013(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
- WHO. Managing prolonged and obstructed labour. Education for safe motherhood. 2nd Ed. Department of making pregnancysafer. Geneva: WHO. 2006.(World Health Organization, 2006)
- Pedoman penyelenggaraan pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK). 2008.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008)